Profil

Kamis, 28 Februari 2013

Kadang, Cinta Itu Butuh Kata "ROMANTIS"



Cinta bukanlah matematika yang dapat dihitung
Cinta bukanlah ekonomi yang punya rugi laba
Cinta bukan pula PPKn yang dituntut oleh undang-undang
Cinta adalah sejarah yang akan kita kenang selamanya...

Seperti manisnya permen, kata cinta  romantis yang keluar dari mulut sang kekasih bisa jadi ibarat menyemangat dan energi baru buat kita. Mungkin ngga semua pria lihai mengumandangkan kalimat indah (gombal) dengan lancarnya. Dan ngga semua wanita senang mendengarkan kata manis terlampau sering. Tapi, kata cinta itu terkadang perlu, walau porsinya hanya sebagai bumbu penyedap, dalam setiap hubungan.

Benar bahwa  dalam suatu hubungan yang diperlukan adalah komitmen. Lewat akar  komitmen yang kokoh, akan tumbuh ranting kesetiaan ditengah rimbunnya daun cinta. Tapi apa jadinya si pohon cinta itu tanpa pupuk dan unsur hara? nah di sinilah peranan siraman kalimat manis nan romantis diperlukan.

Tapi ingat... terlalu semangat menyiramnya, sampai kebanyakan, melimpah ruah, bahkan membanjir malah terkesan lebai. Bisa-bisa malah si pohon terlalu lembab alias jenuh dan akhirnya malah datar a.k.a bosan terhadap simbiosis ini.

So... secukupnya aja. Kalau terlalu sering jadi basi, kan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar