Profil

Selasa, 27 November 2012

Sedikit Sejarah Cimahi







                        The Historich

Gedung ini dibangun pada tahun 1886, alasan pembangunan gedung ini karena dahulu kota Cimahi dipersiapkan sebagai zona militer untuk melindungi Bandung terutama pangkalan udara Andir yang pada saat itu dipersiapkan sebagai pangkalan udara militer. Beberapa saat itu beberapa fasilitas militer didirikan di kota ini. Gedung ini didirikan disebutnya Sociated for Officied Cimahi. Gedung untuk pertemuan sosial antara perwira militer dari KNIL, tantara Kerajaan Belanda yang pada saat itu ada di Indonesia yang pada saat itu Hindia-Belanda. Jadi gedung ini awalnya berfungsi sebagai Sosio Club yang dipergunakan untuk acara-acara pesta seperti dansa, billiard karena disalah satu ruangan di gedung ini dulunya ada meja billiard juga untuk para perwira Belnda untuk minum-minum  di sebelah sayap kiri, dan kumpul-kumpul kalau zaman sekarang disebut juga hang out.
 Bersamaan juga dengan pembangunan gedung ini kalau kalian lihat di kota Cimahi ini ada rumah sakit Dustira yang memang didirikan dibangun dengan fungsi rumah sakit militer juga ada penjara yang disebut juga penjara “Poncol” di kota Cimahi. Ada juga makam “Kerkhoff”. Ada juga benteng yang disebut benteng “Loji” , benteng yang dipasang setiap jarak tertentu pada saat pembangunan jalan raya pos oleh gubernur Hindia-Belanda itu yaitu William Daendels, kalau kalian baca sejarah dibuat jalan dari Anyer-Panarukan itu dibuat jalan raya pos dari ujung barat pulau Jawa sampai ujung Timur pulau Jawa. Mereka mendirikan Logi atau pos penjaga. Juga ada beberapa kalau kalian lihat di daerah sini termasuk juga kereta api di dekat bangunan ini. Jadi pada saat itu memang Cimahi di desain secara khusus oleh Pemerintah Hindia-Belanda atau pemerintah Kolonial sebagai zona atau basis militer kota




yang berbasis fungsi-fungsi militer dan tentunya tempat mereka juga bermarkas.
Ternyata sampai sekarang fungsi kota ini masih dipakai oleh Pemerintah Indonesia. Jadi kalau kalian lihat di daerah sini Cimahi memang daerah militer. Kemudian arsitek gedung ini disebutnya “Indicy Impire Style” disebut demikian karena “Indicy Impire Style” memang hanya ada di Indonesia atau Hindia-Belnda. Pada saat itu, jika kalian lihat dari depan gedung ini berpilar-pilar. Pilar-pilar tersebut arsitektur dari Yunani atau kita masyarakat awam menganggapnya gaya romawi. Pilar yang ada empat, pilar utama yang menghiasi gedung ini stylenya pilar jenis ionix seperti apa pilar ionix itu kalian bisa lihat bentuknya seperti itu.  Di gedung ini ada beberapa pilar yaitu pilar ionix, dorix, orintion jadi terdiri dari banyak pilar. Lantas disebut “Indicy Impire Style” karena gaya-gaya impire atau gaya kekaisaran itu seperti romawi tetapi dipadukan juga dengan arsitektur tropis, jadi langgam yang ada di dalam arsitektur “Indicy Impire Style” jelas arsitektur Eropa, kalau kalian lihat dimana Eropa yaitu di pilarnya, di pemilihan lantainya karena dulu awalnya adalah marmer. Cuma entah bagaimana dan oleh siapa kita tidak tahu sejak mulai memanfaatkan gedung ini lantai ini sudah berubah menjadi seperti ini.
Lantas dari bentuk global bangunannya yaitu memang mengadopsi bentuk-bentuk arsitektur Yunani atau Trick. Tapi ada juga tropisnya dengan banyaknya bukaan di jendela disini seperti kalian lihat dengan bentuk-bentuk ukiran dan dari pintu ada chinese stylenya. Jadi kalau kalian lihat ke daerah orang Pecinan kalian akan lihat kesamaan ukiran kusen ukiran daun pintu seperti ini. Lantas juga ada langgam-langgam atau ada style-style atau sentuhan Asia juga. Selain Chinese style yaitu Indonesia.
Bangunan ini kira-kira luasnya 870 meter persegi. Berdiri di atas lahan seluas kira-kira 3.700 meter persegi. Terdiri dari satu main Hall dan dua sayap, yaitu sayap Timur “East Wing”  dan sayap barat “West Wing”. Kami sekarang mempunyai satu fasilitas yaitu back up kitchen kami juga tentunya di main hall juga ada space dulu mungkin space ini dikhususkan untuk pertunjukann-pertunjukan tari atau seni pada saat itu.


TNI Angkatan Darat
Pusat Pendidikan Pembekalan Angkutan

Menurut yang saya baca dan tahu pesawat ini peninggalan perang dunia. Kurang lebih tahun 60an. Hanya karena keadaan mesin rusak dan tidak pernah digunakan, karena itu, pesawat ini di museumkan.
Mengapa disini? Kebetulan disini adalah kesatuan angkatan darat yang bidang pekerjaannya salah satunya adlaah mealayani menggunakan angkutan udara saat itu sampai saat ini.
Mengapa pesawat ini di jadikan sebuah simbol untuk TNI angkatan darat? Sesuai dengan angkatan darat yang kamu tahu “Pusdik Bekang” ini adalah pusat pendidikan pembekalan angkutan, bekal angkutan, yang dimuat untuk disupply, diberikan dan diterjunkan yang diberikan ke pasukan-pasukan yang di ujung manapun lewat darat, laut maupun udara. Keterkaitan itulah yang membuat itu simbol.
Jenis pesawat ini adalah “Dakota” atau C-130, Hercules pada tahun 60-an.
Pesawat ini digunakan menyupply pasukan kawan atau pasukan teman kita untuk bekal makanan nya dimana daerah tertentu yang sulit dijangkau oleh darat dan sulit dijangkau oleh mobil dan sebagainya, yang akhirnya lewat air kemudian diterjunkan (dimuat dan dibuang). Penerjun nya juga selain ada orang ada barang (senjata, amunisi).
Mengapa dijadikan simbol atau disimpan disini? Karena dijadikan simbol sebagai contoh, bahwa jenis angkutan yang dilayani oleh angkutan darat ini seperti ini salah satu contoh nya. Harusnya ada mobil, kereta api dan sudah dimusiumkan karena lahannya yang tidak mencukupi. Dan itu adalah seorang komandan disini yang mengetahui harus menyimpan kendaraan itu dimana.
Terdapat musium angkatan darat ada di dekat Hotel “Preanger” di sekitar situ. Ada sedikit dari bagian angkatan darat. Terdiri dari beberapa KOR atau biasa disebut bidang, keahlian masing-masing ada yang angkutan, peralatan radio perhubungan, ahli tempur, ahli membangun, dan lainnya. Masing-masing unit angkatan darat tersebut mempunyai simbol masing-masing. Kalau di Bogor memiliki simbol tembok karena ia orang Timur, yang kerjanya membangun, kontruksi.





Sejarah Singkat
Rumah Sakit Dustira

1.   Rumah Sakit Dustira pada massa penjajahan Belanda bernama Militaire Hospital, didirikan pada tahun 1887 menempati areal tanah seluas 14 ha.
Pada tahun 1942-1945 waktu pendudukan Jepang dipergunakan untuk tempat perawatan tawanan tentara Belanda dan perawatan tentara Jepang. Pada tahun 1945-1947 dikuasai NICA kembali.
2.  Setelah penyerahan kedaulatan RI dari pemerintahan Kerajaan Belanda kepada Pemerintah RI, makan Militaire Hospital di Cimahi pada tanggal 30 Mei 1950 diserahkan oleh  Militer Belanda kepada TNI. Perwira yang mendapat kehormatan dan kepercayaan dari pihak RI untuk menerima penyerahan adalah Letkol Dr. Rd. Kornel Singawinata(almarhum)pangkat terakhir Kolonel
Selanjutnya Militaire Hospital menjadi Rumah Sakit Territorium III, sedang Letkol Dr.Rd. Kornel Singawinata diangkat menjadi Kepala Rumah Sakit Territorium III.
3.  Pada tanggal 19 Mei 1956 dalam rangka Hari Ulang Tahun Territorium III/Siliwangi yang ke-10, Rumah Sakit Territorium III diberi nama Rumah Sakit Dustira oleh Bapak Panglima Territorium III Kolonel Kawilarang, sebagai penghargaan terhadap jasa-jasa almarhum Mayor Dr.Dustira Prawiraamidjaya.
Sejarah Singkat Almarhum Dr.Dustira Prawiraamidjaya.
a.   Lahir di Tasikmaya pada tanggal pada tanggal 25 Juli 1919 putra dari Rd.S.Prawiraamidjaya.
b.   Pendidikan :
1.   ELS Bandung.
2.  H.B.S (5tahun) Bandung.
3.  Sekolah Kedokteran Tinggi Jakarta (Geneeskundige Hoogeschool, kemudian IKA DAIGAKU)
Pada jaman dulu perawat disini kebanyakan dari orang Belanda, untuk orang Indonesianya itu cuman beberapa. Rumah sakit ini dahulu masih menyambung dengan perumahan yang ada di belakang. Rumah di belakang adalah rumah untuk tempat tinggal dokter dan perawat. Mereka tinggal disana untuk memantau pembangunan Rumah Sakit Dustira.
 Dan di bawah rel kereta api di buat lorong untuk jalan masuk ambulan. Orang Belanda memikirkan agar ambulan bisa berjalan dengan lancar tanpa gangguan dari kereta api.
Kalau kuburan kerkhoff yaitu kuburan untuk para perwira atau tentara bawahan
Sejarah Perjuangan Dr. Dustira
      Pada tahub 1943 semua mahasiswa tingkat akhir IKA DAIGAKU ( salah seorang diantaranya Dr.Dustira Prawiraamidjaya) menyatakan ingin terjun di Front Surabaya yang sedang memanas yang pada akhirnya dikenal sebagai Peristiwa 10 Nopember 1945. Namun keinginan tersebut ditolak dan diperintahkan untuk meunggu perkembangan selanjutnya.
      Ternyata mahasiswa tingkat terakhir diluluskan dan diberi ijazah dokter kemudian dilatih kemiliteran di Tasikmalaya kurang lebih 2 minggu. Selesai pendidikan kemilteran Dr. Dustira ditugaskan ke Resimen 9 Divisi Siliwangi yang menguasai Front Padalarang, Cililin dan Batujajar.
      Pada waktu itu serba kekurangan, baik personil maupun obat-obatan. Melihat jatuhnya korban, baik rakyat maupun pejunag-pejuang kemerdekaan, Dr. Dustira merasa sedih sekali karena tidak bisa memberikan pertolongan sebaik-baiknya.
      Akibatnya beliau jatuh sakit. Penderitaannya semakin memuncak ketika terjadi kecelakaan kereta api di Padalarang dengan korban ratusan penumpang. Melihat begitu banyak korban bergelimpangan, tanpa dapat memberikan pertolongan yang memuaskan hati beliau sebab kekurangan alat maupun obat, mengakibatkan runtuhnya ketahanan mental, sehingga D.Dustira jatuh sakit, kemudian dirawat di Rumah Sakit Imanuel di Situ Saeur Bandung. Pada tanggal 17 Maret 1946 beliau meninggal dunia dan dikebumikan di Makam Umum Astanya Anyar Bandung. Pada tanggal 8 Maret 1973 kerangka Dr.Dustira dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Cikutra Bandung




Stasiun Kereta Api Cimahi
Pemerintah Kolonial Hindia Belanda membangun Stasiun Kereta Api di Cimahi ini berkaitan dengan upaya mempertahankan kekuasaan di daerah Bandung Cimahi. Sebagai sarana pengangkutan logistik militer dari Batavia ke Cimahi dan Bandung sekitarnya. Cimahi sejak tahun 1880-an direncanakan sebagai basis militer Pemerintah Kolonial Hindia Belanda, sedangkan Bandung direncanakan sebagai Pusat Kota Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda.

Bangunan Stasiun Kereta Api Cimahi terletak di Jln. Stasiun, terletak pada posisi Latitude -6.885793 dan Longitude 107.536122, dengan ketiggian 765 m dpl. Untuk menuju ke Stasiun Kereta Api Cimahi dapat ditempuh dari pusat Kota Bandung dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda ermpat berjarak ± 30 km ke arah barat dengan waktu tempuh ± 30 menit.

Bangunan dari masa kolonial sekitar 1886 ini memiliki arsitektur eropa (artdeco). Pintu masuk memiliki dua daun pintu terbuat dari kayu jati, dan pada bagian atasnya memiliki ventilasi yang dibentuk 1/2 lingkaran, ditutup dengan kaca patri dan memiliki tralis besi. Pada bagian tepian pintu dan ventilasi ini memiliki 3 profil jendela. Bentuk pintu dan ventilasi tersebut diikuti pada bagian jendela yang ada di samping kiri dan kanan pintu masuk. Pada bagian dinding bangunan antara bagian kaki dengan bagian badan dipisahkan dengan lis. Bagian kaki bangunan diberi warna gelap, sedangkan pada bagian badan diberi warna krem. Hanggar tempat penumpang menunggu diberi atap dengan konstruksi baja dan dari plat besi (seng).

Lokasi bangunan ini sangat strategis dan mudah dijangkau, sehingga bila dikembangkan sebagai salah objek daya tarik wisata bersama-sama dengan bangunan-bangunan berarsitektur eropa yang ada di Kota Cimahi dan Kota Bandung. Hal yang perlu disiapkan adalah saran jalan yang lebih baik dan pengaturan lalau lintas sehingga pengunjung atau wisatawan atau penikmat bangunan kolonial di Kota Cimahi dan Kota Bandung dapat dengan leluasa dan tenang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar