The Historich
Gedung ini dibangun pada tahun 1886,
alasan pembangunan gedung ini karena dahulu kota Cimahi dipersiapkan sebagai zona
militer untuk melindungi Bandung terutama pangkalan udara Andir yang pada saat
itu dipersiapkan sebagai pangkalan udara militer. Beberapa saat itu beberapa
fasilitas militer didirikan di kota ini. Gedung ini didirikan disebutnya Sociated
for Officied Cimahi. Gedung untuk pertemuan sosial antara perwira militer dari
KNIL, tantara Kerajaan Belanda yang pada saat itu ada di Indonesia yang pada
saat itu Hindia-Belanda. Jadi gedung ini awalnya berfungsi sebagai Sosio Club
yang dipergunakan untuk acara-acara pesta seperti dansa, billiard karena
disalah satu ruangan di gedung ini dulunya ada meja billiard juga untuk para
perwira Belnda untuk minum-minum di
sebelah sayap kiri, dan kumpul-kumpul kalau zaman sekarang disebut juga hang
out.
Bersamaan juga dengan pembangunan gedung ini
kalau kalian lihat di kota Cimahi ini ada rumah sakit Dustira yang memang
didirikan dibangun dengan fungsi rumah sakit militer juga ada penjara yang
disebut juga penjara “Poncol” di kota Cimahi. Ada juga makam “Kerkhoff”. Ada
juga benteng yang disebut benteng “Loji” , benteng yang dipasang setiap jarak
tertentu pada saat pembangunan jalan raya pos oleh gubernur Hindia-Belanda itu
yaitu William Daendels, kalau kalian baca sejarah dibuat jalan dari
Anyer-Panarukan itu dibuat jalan raya pos dari ujung barat pulau Jawa sampai
ujung Timur pulau Jawa. Mereka mendirikan Logi atau pos penjaga. Juga ada
beberapa kalau kalian lihat di daerah sini termasuk juga kereta api di dekat
bangunan ini. Jadi pada saat itu memang Cimahi di desain secara khusus oleh
Pemerintah Hindia-Belanda atau pemerintah Kolonial sebagai zona atau basis
militer kota
yang berbasis fungsi-fungsi militer dan tentunya tempat mereka juga bermarkas.
Ternyata sampai
sekarang fungsi kota ini masih dipakai oleh Pemerintah Indonesia. Jadi kalau
kalian lihat di daerah sini Cimahi memang daerah militer. Kemudian arsitek
gedung ini disebutnya “Indicy Impire Style” disebut demikian karena “Indicy
Impire Style” memang hanya ada di Indonesia atau Hindia-Belnda. Pada saat itu,
jika kalian lihat dari depan gedung ini berpilar-pilar. Pilar-pilar tersebut
arsitektur dari Yunani atau kita masyarakat awam menganggapnya gaya romawi.
Pilar yang ada empat, pilar utama yang menghiasi gedung ini stylenya pilar
jenis ionix seperti apa pilar ionix itu kalian bisa lihat bentuknya seperti
itu. Di gedung ini ada beberapa pilar
yaitu pilar ionix, dorix, orintion jadi terdiri dari banyak pilar. Lantas
disebut “Indicy Impire Style” karena gaya-gaya impire atau gaya kekaisaran itu
seperti romawi tetapi dipadukan juga dengan arsitektur tropis, jadi langgam
yang ada di dalam arsitektur “Indicy Impire Style” jelas arsitektur Eropa,
kalau kalian lihat dimana Eropa yaitu di pilarnya, di pemilihan lantainya
karena dulu awalnya adalah marmer. Cuma entah bagaimana dan oleh siapa kita
tidak tahu sejak mulai memanfaatkan gedung ini lantai ini sudah berubah menjadi
seperti ini.
Lantas dari
bentuk global bangunannya yaitu memang mengadopsi bentuk-bentuk arsitektur
Yunani atau Trick. Tapi ada juga tropisnya dengan banyaknya bukaan di jendela
disini seperti kalian lihat dengan bentuk-bentuk ukiran dan dari pintu ada
chinese stylenya. Jadi kalau kalian lihat ke daerah orang Pecinan kalian akan
lihat kesamaan ukiran kusen ukiran daun pintu seperti ini. Lantas juga ada
langgam-langgam atau ada style-style atau sentuhan Asia juga. Selain Chinese
style yaitu Indonesia.
Bangunan ini kira-kira luasnya 870 meter
persegi. Berdiri di atas lahan seluas kira-kira 3.700 meter persegi. Terdiri
dari satu main Hall dan dua sayap, yaitu sayap Timur “East Wing” dan sayap barat “West Wing”. Kami sekarang
mempunyai satu fasilitas yaitu back up kitchen kami juga tentunya di main hall
juga ada space dulu mungkin space ini dikhususkan untuk pertunjukann-pertunjukan
tari atau seni pada saat itu.
TNI Angkatan
Darat
Pusat Pendidikan Pembekalan Angkutan
Pusat Pendidikan Pembekalan Angkutan
Menurut yang saya baca dan tahu pesawat
ini peninggalan perang dunia. Kurang lebih tahun 60an. Hanya karena keadaan
mesin rusak dan tidak pernah digunakan, karena itu, pesawat ini di museumkan.
Mengapa disini? Kebetulan disini adalah
kesatuan angkatan darat yang bidang pekerjaannya salah satunya adlaah mealayani
menggunakan angkutan udara saat itu sampai saat ini.
Mengapa pesawat ini di jadikan sebuah
simbol untuk TNI angkatan darat? Sesuai dengan angkatan darat yang kamu tahu “Pusdik
Bekang” ini adalah pusat pendidikan pembekalan angkutan, bekal angkutan, yang
dimuat untuk disupply, diberikan dan diterjunkan yang diberikan ke
pasukan-pasukan yang di ujung manapun lewat darat, laut maupun udara.
Keterkaitan itulah yang membuat itu simbol.
Jenis pesawat ini adalah “Dakota” atau
C-130, Hercules pada tahun 60-an.
Pesawat ini
digunakan menyupply pasukan kawan atau pasukan teman kita untuk bekal makanan nya
dimana daerah tertentu yang sulit dijangkau oleh darat dan sulit dijangkau oleh
mobil dan sebagainya, yang akhirnya lewat air kemudian diterjunkan (dimuat dan
dibuang). Penerjun nya juga selain ada orang ada barang (senjata, amunisi).
Mengapa dijadikan simbol atau disimpan
disini? Karena dijadikan simbol sebagai contoh, bahwa jenis angkutan yang
dilayani oleh angkutan darat ini seperti ini salah satu contoh nya. Harusnya
ada mobil, kereta api dan sudah dimusiumkan karena lahannya yang tidak
mencukupi. Dan itu adalah seorang komandan disini yang mengetahui harus
menyimpan kendaraan itu dimana.
Terdapat musium angkatan darat ada di
dekat Hotel “Preanger” di sekitar situ. Ada sedikit dari bagian angkatan darat.
Terdiri dari beberapa KOR atau biasa disebut bidang, keahlian masing-masing ada
yang angkutan, peralatan radio perhubungan, ahli tempur, ahli membangun, dan
lainnya. Masing-masing unit angkatan darat tersebut mempunyai simbol masing-masing.
Kalau di Bogor memiliki simbol tembok karena ia orang Timur, yang kerjanya
membangun, kontruksi.
Sejarah Singkat
Rumah Sakit Dustira
Rumah Sakit Dustira
1.
Rumah Sakit Dustira pada massa penjajahan Belanda
bernama Militaire Hospital, didirikan pada tahun 1887 menempati areal tanah
seluas 14 ha.
Pada
tahun 1942-1945 waktu pendudukan Jepang dipergunakan untuk tempat perawatan
tawanan tentara Belanda dan perawatan tentara Jepang. Pada tahun 1945-1947
dikuasai NICA kembali.
2.
Setelah penyerahan kedaulatan RI dari pemerintahan
Kerajaan Belanda kepada Pemerintah RI, makan Militaire Hospital di Cimahi pada
tanggal 30 Mei 1950 diserahkan oleh
Militer Belanda kepada TNI. Perwira yang mendapat kehormatan dan
kepercayaan dari pihak RI untuk menerima penyerahan adalah Letkol Dr. Rd.
Kornel Singawinata(almarhum)pangkat terakhir Kolonel
Selanjutnya
Militaire Hospital menjadi Rumah Sakit Territorium III, sedang Letkol Dr.Rd.
Kornel Singawinata diangkat menjadi Kepala Rumah Sakit Territorium III.
3.
Pada tanggal 19 Mei 1956 dalam rangka Hari Ulang Tahun
Territorium III/Siliwangi yang ke-10, Rumah Sakit Territorium III diberi nama
Rumah Sakit Dustira oleh Bapak Panglima Territorium III Kolonel Kawilarang,
sebagai penghargaan terhadap jasa-jasa almarhum Mayor Dr.Dustira
Prawiraamidjaya.
Sejarah Singkat Almarhum Dr.Dustira Prawiraamidjaya.
a.
Lahir di Tasikmaya pada tanggal pada tanggal 25 Juli
1919 putra dari Rd.S.Prawiraamidjaya.
b.
Pendidikan :
1.
ELS Bandung.
2.
H.B.S (5tahun) Bandung.
3.
Sekolah Kedokteran Tinggi Jakarta (Geneeskundige
Hoogeschool, kemudian IKA DAIGAKU)
Pada jaman dulu perawat disini
kebanyakan dari orang Belanda, untuk orang Indonesianya itu cuman beberapa.
Rumah sakit ini dahulu masih menyambung dengan perumahan yang ada di belakang.
Rumah di belakang adalah rumah untuk tempat tinggal dokter dan perawat. Mereka
tinggal disana untuk memantau pembangunan Rumah Sakit Dustira.
Dan di bawah rel kereta api di buat lorong
untuk jalan masuk ambulan. Orang Belanda memikirkan agar ambulan bisa berjalan
dengan lancar tanpa gangguan dari kereta api.
Kalau kuburan kerkhoff yaitu kuburan
untuk para perwira atau tentara bawahan
Sejarah Perjuangan Dr. Dustira
Pada tahub 1943 semua
mahasiswa tingkat akhir IKA DAIGAKU ( salah seorang diantaranya Dr.Dustira
Prawiraamidjaya) menyatakan ingin terjun di Front Surabaya yang sedang memanas
yang pada akhirnya dikenal sebagai Peristiwa 10 Nopember 1945. Namun keinginan
tersebut ditolak dan diperintahkan untuk meunggu perkembangan selanjutnya.
Ternyata mahasiswa
tingkat terakhir diluluskan dan diberi ijazah dokter kemudian dilatih
kemiliteran di Tasikmalaya kurang lebih 2 minggu. Selesai pendidikan kemilteran
Dr. Dustira ditugaskan ke Resimen 9 Divisi Siliwangi yang menguasai Front
Padalarang, Cililin dan Batujajar.
Pada waktu itu serba
kekurangan, baik personil maupun obat-obatan. Melihat jatuhnya korban, baik
rakyat maupun pejunag-pejuang kemerdekaan, Dr. Dustira merasa sedih sekali
karena tidak bisa memberikan pertolongan sebaik-baiknya.
Akibatnya beliau jatuh
sakit. Penderitaannya semakin memuncak ketika terjadi kecelakaan kereta api di
Padalarang dengan korban ratusan penumpang. Melihat begitu banyak korban
bergelimpangan, tanpa dapat memberikan pertolongan yang memuaskan hati beliau
sebab kekurangan alat maupun obat, mengakibatkan runtuhnya ketahanan mental,
sehingga D.Dustira jatuh sakit, kemudian dirawat di Rumah Sakit Imanuel di Situ
Saeur Bandung. Pada tanggal 17 Maret 1946 beliau meninggal dunia dan
dikebumikan di Makam Umum Astanya Anyar Bandung. Pada tanggal 8 Maret 1973
kerangka Dr.Dustira dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Cikutra Bandung
Stasiun Kereta Api Cimahi
Pemerintah
Kolonial Hindia Belanda membangun Stasiun Kereta Api di Cimahi ini berkaitan
dengan upaya mempertahankan kekuasaan di daerah Bandung Cimahi. Sebagai sarana
pengangkutan logistik militer dari Batavia ke Cimahi dan Bandung sekitarnya.
Cimahi sejak tahun 1880-an direncanakan sebagai basis militer Pemerintah Kolonial
Hindia Belanda, sedangkan Bandung direncanakan sebagai Pusat Kota Pemerintahan
Kolonial Hindia Belanda.
Bangunan
Stasiun Kereta Api Cimahi terletak di Jln. Stasiun, terletak pada posisi
Latitude -6.885793 dan Longitude 107.536122, dengan ketiggian 765 m dpl. Untuk
menuju ke Stasiun Kereta Api Cimahi dapat ditempuh dari pusat Kota Bandung
dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda ermpat berjarak ± 30 km ke arah
barat dengan waktu tempuh ± 30 menit.
Bangunan
dari masa kolonial sekitar 1886 ini memiliki arsitektur eropa (artdeco). Pintu
masuk memiliki dua daun pintu terbuat dari kayu jati, dan pada bagian atasnya
memiliki ventilasi yang dibentuk 1/2 lingkaran, ditutup dengan kaca patri dan
memiliki tralis besi. Pada bagian tepian pintu dan ventilasi ini memiliki 3
profil jendela. Bentuk pintu dan ventilasi tersebut diikuti pada bagian jendela
yang ada di samping kiri dan kanan pintu masuk. Pada bagian dinding bangunan
antara bagian kaki dengan bagian badan dipisahkan dengan lis. Bagian kaki bangunan
diberi warna gelap, sedangkan pada bagian badan diberi warna krem. Hanggar
tempat penumpang menunggu diberi atap dengan konstruksi baja dan dari plat besi
(seng).
Lokasi
bangunan ini sangat strategis dan mudah dijangkau, sehingga bila dikembangkan
sebagai salah objek daya tarik wisata bersama-sama dengan bangunan-bangunan
berarsitektur eropa yang ada di Kota Cimahi dan Kota Bandung. Hal yang perlu
disiapkan adalah saran jalan yang lebih baik dan pengaturan lalau lintas
sehingga pengunjung atau wisatawan atau penikmat bangunan kolonial di Kota
Cimahi dan Kota Bandung dapat dengan leluasa dan tenang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar