Profil

Kamis, 31 Januari 2013

Jatuh Cinta atau Ilusi


Cinta datang tiba-tiba. Cinta datang tanpa diundang. Kita nggak pernah merencanakan jatuh cinta pada seseorang, betul nggak? Tahu-tahu perasaan itu datang begitu saja; buah dari kebersamaan di sekolah, kampus, kantor, yang menumbuhkan benih-benih cinta sedemikian dahsyatnya. Istilah kerennya sih, witing tresno jalaran saka kulino; gara-gara bersama terus, muncul, de, cinta. Atau dari temen jadi demen.

Ketika jatuh cinta, berjuta rasanya. Begitu kata lagu, ya ... kata semua orang juga begitu, kali. Koq, bisa? Sebab, ketika jatuh cinta, dunia terasa indah, dunia terasa milik berdua (well... itu, sih, kalau cinta sudah bersambut, kalau belum? Mimpi saja dulu dunia ini milik berdua) dan semu tampak serba bagus. Maklum, deh, otaknya mati separuh. Jadi, yang kelihatan yang bagus-bagusnya saja. Ibaratnya, kotoran pun berasa kue coklat.

Maunya menghayal setinggi langit; resepsi dengan pesta kebun, bulan madu ke Paris, akan mencintai sepenuh hati dan selamanya, dalam suka dan duka dan bla bla bla lainnya, padahal, mah... preeettt!

Jatuh cinta bikin gila. Ketika jatuh cinta, orang bisa bersikap irasional atau bahkan cenderung sinting. Nyanyi-nyanyi lagu romantis di setiap kesempatan-bahkan di depan umum, ketawa sendirian, nyengir nggak karuan, dan perilaku-perilaku yang bisa dicap gila oleh teman-temannya.

“Dasar orang jatuh cinta, tingkahnya gilaa!”

Setiap saat ngomongin doi, di mana-mana serasa melihat wajah doi, dan begitu berdekatan dengannya, apa lagi nggak sengaja kesentuh dengan kulitnya, siirr.. gemetaaar tubuh.

Pokoknya, mah, jatuh cinta bikin orang bertindak tanpa berpikir panjang. Misalnya, anda rela mengeluarkan uang untuk membelikannya buku mahal, baju bagus, parfum trendi, atau tiket konser artis favoritnya. Semua dilakukan demi si dia senang dan terpikat dengan anda, betul nggak? Asal jangan kedodoran bayar tagihan kartu kredit saja, tuh.

Jadi bagaimana, doong? Rasa cinta ini, kan nggak bisa ditolak dan diusir. Nah, yang nyuruh ngusir juga siapa? Tapi paling nggak, untuk jadi waras, anda harus bisa membedakan mana real feeling jatuh cinta atau ilusi.

Benarkah anda jatuh cinta karena benar-benar membutuhkan sosok di depan anda sebagai pelengkap hidup dan sarana ibadah dalam bahagia rumah tangga, ataukah anda jatuh cinta karena pelarian?

Pelarian karena anda merasa sangat sendirian, kesepian, dan teringat mantan terus. Capeeekk, deeeehhh... mumpung ada yang naksir, sikat, bleh!

Atau anda ingin buru-buru keluar rumah karena bosan tinggal dengan orang tua; maka begitu ada yang nembak dan berniat mengawini, anda langsung terima tanpa pertimbangan apa pun. “Pokoknya, yang penting gua keluar rumah, deh.”

Lantas, bagaimana yang real jatuh cinta?
Perasaan rel jatuh cinta bisa dirasakan ketika anda dalam kondisi tenang. Tenang di sini bukan berarti anda lagi nggak ada masalah atau sedang dalam kondisi bahagia (gembira, senang). Bahkan saat anda sedang nggak punya uang apa pun, anda menyadari itu dengan baik dan tetap tenang. “Well... oke, gua lagi nggak punya uang, so what? Biasa, kan? Hidup kadang di atas, kadang di bawah, dan roda terus berputar. Yang penting, gua tetap bergerak maju dan kondisi ini hanyalah sementara.”

Atau ketika anda putus cinta, “Baiklah..  berani bercinta, ya, harus berani menghadapi resikonya, salah satunya putus cinta. Sekarang hubungan gua dengan si X sudah berakhir, emang Allah nggak menakdirkan gua berjodoh dengan X. Gua nggak boleh larut dalam kesedihan dan harus move on.”

Ketika anda menyadari masalah adalah biasa dalam hidup anda nggak lebay menghadapinya, itulah tanda anda waras dan bisa merasakan real jatuh cinta.

Bahkan ketika peluang bercinta hadir di depan mata, dan anda melihat sosok tersebut nggak sempurna (siapa juga manusia yang sempurna), anda tetap menyadari bahwa antara anda dengannya bisa saling melengkapi; kelengkapan anda menjadi pelengkap kelebihan dia, demikian pula sebaliknya.

Real jatuh cinta hadir ketika anda enjoy dengan hidup anda, enjoy dengan karir/usaha yang dijalani, meski jatuh bangun, enjoy menjadi diri sendiri, enjoy dengan segala kelebihan dan kekurangan anda. Itulah real happiness!

Maka, ketika anda happy dengan diri sendiri, jangan heran, anda pun akan menarik cinta yang setara; orang yang juga happy dengan dirinya sendiri. Enak, kan, dua orang happy bertemu, kemudian jatuh cinta dan menikah? Betulan sejuta rasanya, tuh. Siap menghadapi reality kehidupan, nikmat meski rumah masih mengontrak dan gaji masih pas-pasan.

Jadi, kalau anda sudah bisa membedakan perasaan real jatuh cinta dan ilusi, itulah tanda anda waras dan cinta sejati akan menghampiri.

Good luck!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar