Itulah sayang
memisahkan aroma kehidupan dari kesadaran.
Itulah percikan api
pertama yang menyalakan wilayah-wilayah jiwa.
Itulah nada magis
pertama yang dipetik dari dawai-dawai perak hati manusia.
Itulah saat sekilas
yang menyampaikan pada telinga jiwa tentang risalah hari-hari yang telah
berlalu dan mengungkapkan karya kesadaran yang dilakukan malam, menjadikan mata
jernih melihat kenikmatan di dunia dan menjadikan misteri-misteri keabadian di
dunia ini hadir.
Itulah benih yang
ditaburkan oleh dewi cinta, dari suatu tempat yang tinggi.
Mata mereka menaburkan
benih di dalam ladang hati, perasaan memeliharanya, dan jiwa membawanya kepada
buah-buahan.
Pandangan pertama
kekasih adalah seperti roh yang bergerak di permukaan air mengalir menuju surga
dan bumi. Pandangan pertama dari sahabat kehidupan menggemakan kata-kata Tuhan,
“Jadilah, maka terjadilah ia.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar